Kamis, 11 Agustus 2011

"TURIYA" by Maradilla Syachridar


Alangkah indahnya. Alangkah bahagianya. Jika saja aku bisa tersesat di sini, menikmati semuanya dengan perasaaan tak terbendung, aku akan membiarkannya meluap dan memenuhi seluruh ruang yang ada.
Tuhan, jangan cegah ia bergerak, karena iramanyalah yang membuat dunia ini terasa nyata. Jangan biarkan tirai itu tersingkap, atau kebahagiaanku akan terenggut seketika.
seiring kelopak mataku yang mulai terbuka, dunia itu lantas musnah. 
Itulah sepenggal prolog yang tampil sebelum cerita TURIYA oleh Maradilla Syachridar. Cewek yang lahir di Bandung pada tanggal 22 Maret 1987 ini berhasil membuat saya jatuh cinta untuk membacanya berulang-ulang kali. Selain itu sisi lainnya dari seorang sastra dan penulis, Dilla juga berbakat untuk Band HOMOGENIC sebagai additional vocal dan synthesizer.
Turiya mempunyai isi cerita yang menarik dengan adanya Absurd Paradiso, itu biasanya terjadi ketika kita mengalami sesuatu yang kita idam-idamkan dan itu malah muncul lewat mimpi. Dan inilah ide pertamanya, “kalo absurd paradiso itu aku sendiri belom pernah ngalamin, tapi kalo ngalamin suka sama orang sampe dipendem dan ngebatin, semua orang pasti ngalamin kali ya, hehehehe. nah, ide awalnya dari situ.. aku pernah inget baca satu artikel kalo kita lagi suka sama sesuatu bisa sampe kemimpiin toh? yaudah sekalian aja kita pertemukan dua keinginan yang terpendam itu” jawab teh dilla sambil nyengir. Dalam buku ini juga ada beberapa sketsa dari Ykha Amelz (vocalis dari band C.U.T.S) yang selalu menyempil dibagian cerita Turiya. Yang saya sukai ketika ada queto seperti ini *aku lebih menyukai jika hubungan ini seperti white wine,yang rasa tannic-nya lebih sedikit ketimbang carbenet yang kmu puja itu. aku tidak begitu suka rasa sepat*, dan ternyata teh dilla memberikan nuansa tema wine “Aku suka wine, tapi gak sebegitunya sih. Berhubung milih temanya emang wine secara khusus, langsung banyak-banyakin referensi bacaan-bacaan tentang wine ajaa :D” itulah pengakuannya.


Dari awalnya cerita ini memang menggambarkan seorang wanita (bernama Dwayne) yang sedang patah hati. Sampai-sampai dia berfikir “Lebih baik tenggelam dalam mimpi daripada tenggelam dalam sakit hati”. Sehingga dia pindah ke kota Marstonm, kota dengan udara sejuk dan sangat nyaman bagi Dwayne. Tetapi di kota ini, dia tetap saja  merasakan kekecewaannya karena harus pisah dengan Allegra yang memilih untuk sebuah persahabatan daripada menjalani sebuah percintaan yang tumbuh selama ini. Namun Dwayne menyerukan bahwa “mengalah pada emosi itu manusiawi”. Dia membiarkan sakit hatinya dengan menangis dan berfikir bahwa ini adalah proses pemulihan menuju titik yang lebih tinggi lagi dan meninggalkan titik terendahnya.
Setelah beberapa hari nya, dia memilih untuk keluar kamar dan berkumpul dengan para penghuni asrama lainnya.  Suasana ruangnya sangat ricuh. Banyak makanan dan minuman termasuk alkohol. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Fro yang memberikan kejutan dengan membawakan seorang teman lamanya Dwayne, sebut saja King. Saat itu juga Dwayne mengajak King untuk kekamar sambil mengingat kenangan manis sekaligus pahit. King adalah sahabat yang pernah dicampakkan oleh Dwayne karena dia lebih memilih Allegra. Tapi yang terjadi adalah King seorang pria yang menyukai Dwayne juga sejak dahulu. Kini King menjadi pengusaha anggur yang sukses. Anggur yang bermerek buatannya, Chateau Groumutte yang terkenal hingga luar negeri.
Ketika itu King memperkenalkan temannya yang bernama Millo kepada Dwayne, seorang pria yang tampak seperti pria dewasa dengan perawakannya tinggi besar, rambut gondrong dengan helai-helai rambut yang masih terlalu tipis untuk bisa disebut cambang di sekitar dagunya. Dia seorang seniman yang terobsesi dengan membuat sebuah gallery dengan kumpulan karya-karyanya. Semenjak perkenalan antara Millo dengan Dwayne, ada benih-benih cinta yang tumbuh.
Segitu cerita singkatnya dari saya, kalo mau tau ending ceritanya order langsung aja ke info@elsepress.com karena kalo diceritain disini semua jadi gak suprise deh.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar